Sudah Saatnya Mengembalikan Islam Sebagai Sistem

MUNARMAN : Sudah Saatnya Mengembalikan Islam Sebagai Sistem PDF Cetak E-mail
Thursday, 01 January 2009
ImageSalah satu hasil Munas FPI di Bogor baru-baru ini adalah melakukan kajian untuk menjajaki kemungkinan pendirian Partai Poitik. Keputusan yang sengaja diumumkan ke publik tersebut kemudian menjadi polemik di berbagai media massa. Paling tidak dapat kita catat komentar yang bersifat, pertama; sinis sentimentil, artinya komentar tersebut semata-mata didasari oleh perasaan kebencian terhadap ide yang berbasiskan sistem Islam, dan kebencian terhadap sumber pengusung ide yaitu ormas Islam yang tetap istiqomah dalam menegakkan Islam.

Oleh karena komentarnya semata-mata didasari rasa kebencian yang amat sangat, maka argumen-argumen yang dikemukakan juga akhirnya menjadi dungu dan tidak perlu ditanggapi serius. Kebanyakan komentar dungu tersebut berasal dari kalangan liberalis radikal.

Kedua, komentar-komentar yang bersifat skeptis mekanis, yaitu komentar yang didasarkan atas prosedur-prosedur elektoral (pemilu) yang mesti dilalui oleh sebuah partai politik dan kalangan ini mempertanyakan kesiapan partai yang akan didirikan FPI dalam menghadapi mekanisme elektoral tersebut. Secara logika awam seakan akan komentar tersebut bersifat memberi masukan akan tetapi bila kita selami lebih dalam ternyata komentar-komentar tersebut hanyalah bersifat aksesoris yang tidak perlu dikhawatirkan. Sebab bila dilihat dari subyek yang memberikan komentar berasal dari kalangan yang sudah menjadi budak dari sebuah sistem besar atau ibarat sebuah sekrup dari sebuah mesin besar. Jadi mereka sangat berkepentingan terhadap sistem yang ada karena sistem yang eksis sekarang ini telah memberikan manfaat bagi kehidupan dunia mereka. Kelompok ini juga tidak usah direspon secara serius.

Komentar kelompok ketiga adalah komentar yang bersifat ideologis. Ini komentar yang menurut hemat saya yang berasal dari lawan ideologis yang sedikit memiliki kemampuan intelektual untuk mengarahkan opini publik. Mereka bekerja untuk membangun opini publik yang, seakan-akan bahwa ideologi yang sekarang ini eksis, yaitu ideologi kapitalisme liberal/neo liberalisme dan atau sosialisme demokrasi adalah sebuah ideologi yang sudah final dan terbukti kebenarannya.

Oleh karenanya komentar kalangan ini adalah berusaha memaksa semua partai politik atau lebih luasnya, semua perjuangan politik haruslah ditujukan untuk menegakkan ideologi kapitalisme dibidang ekonomi dan demokrasi dibidang politik. Kalangan ini sangat khawatir terhadap potensi Partai Islam Ideologis yang memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan masyarakat, dari masyarakt sekuler liberal atau sekuler humanis menjadi masyarakat Islami.

Komentar dari kelompok keempat adalah komentar yang bersifat konstruktif. Komentar dari kalangan ini adalah komentar yang didasari atas kecintaan sesama saudara muslim yang bersifat nasehat dan masukan yang perlu dipertimbangkan dengan matang. Komentar tersebut adalah untuk mengingatkan FPI bahwa akan ada kekosongan posisi yang selama ini dilakukan oleh FPI yaitu amalan amar ma’ruf nahi munkar, bila FPI menjadi Partai.

Oleh karenanya saran pemberi komentar adalah lebih baik FPI memperbesar kapasitas yang ada selama ini dan terus melakukan amar ma’ruf nahi munkar karena sangat jarang ormas Islam yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar secara sekaligus berbarengan. Sebab selama ini kebanyakan ormas Islam lebih suka dan lebih banyak melakukan amar ma’ruf semata dan menghindari nahi munkar karena penuh resiko. Terhadap komentar-komentar tersebut Ketum FPI telah menjawab, bahwa FPI tidak akan menjadi partai atau merubah bentuk menjadi Partai.

Dari diskusi saya dengan Al-Habib Rizieq, yang kebetulan tetangga kamar saya saat ini, yang menjadi keputusan Munas FPI adalah, bahwa FPI akan melakukan kajian untuk menjajaki kemungkinan mendirikan Partai Politik Islam yang bersifat ideologis dan revousioner. Namun pendirian partai inipun melihat perkembangan situasi dan kondisi kepartaian serta perpolitikan kontemporer. Dalam arti apakah instrumen kepartaian yang sudah ada saat ini benar-benar menjalankan fungsinya sebagai partai dakwah yang memperjuangkan tegaknya sistem Islam.

Apabila partai-partai Islam yang ada saat ini lebih merupakan “pedagang” yang hanya jualan Islam, maka dari sudut pandang strategi perjuangan, sekali lagi sudut pandang strategi perjuangan, keperluan akan sebuah partai dakwah yang benar-benar dakwah dan menegakkan sistem Islam adalah menjadi sebuah keharusan.

Apalagi pernyataan  FPI bahwa Partai tersebut nantinya tidak perduli memperoleh kursi atau tidak, menang pemilu atau kalah pemilu, juga tidak perlu menunggu kursi banyak terlebih dahulu baru bisa bersuara lantang menegakkan sistem Islam. Jadi perjuangan menegakkan sistem Islam tidak perlu dilakukan sembunyi-sembunyi sebagaimana Rasulullah diperintahkan untuk berdakwah di Mekkah secara terbuka walaupun pengikutnya masih sedikit dan masih lemah sehingga harus Hijrah ke Madinah.

Karena taktik menyembunyikan fundamen dan tujuan Islam, taktik membangun image lemah lembut, sopan, kalem, toleran, pluralis dan berbagai taktik lainnya untuk mendapatkan tempat dimata manusia lainnya, berdasarkan pengalaman partai-partai yang ada selama ini, berujung dengan makin menjauhnya saudara-saudara kita itu dari cita-cita awal menegakkan sistem Islam.

Akan tetapi, rencana pendirian Partai Islam Revolusioner tersebut, dari diskusi saya dengan Ketum FPI, bukanlah dimotivasi atau diniatkan karena kecewa dengan partai Islam yang ada, motivasi atau niat yang ada, adalah semata-mata untuk mencari ridho Allah, bukan untuk yang lain. Oleh karena sejak awal, Partai Islam Revolusioner tersebut ditujukan untuk mencari Ridho Allah, maka saya melihat dan sekaligus menyarankan visi partai tersebut adalah : Tegaknya Diinullah di Muka Bumi. Sebab bicara partai adalah bicara sistem, bicara sistem maka tidak ada sistem yang lebih baik daripada sistem yang telah dicontohkan Rasulullah dalam mengimplementasikan Islam sebagai sebuah sistem kehidupan yang meliputi sistem politik dan sistem pemerintahan, sistem ekonomi, sistem pendidikan, sistem hukum dan sistem sosial.

Oleh karena visi partai untuk tegaknya Diinullah dimuka bumi, maka itu artinya menegakkan islam sebagai sebuah sistem, dan proses menegakkan tersebut adalah sebuah proses pembangunan yang bersifat proaktif bukan reaktif atas kondisi dan situasi. Untuk tegaknya visi tersebut maka misi partai tersebut adalah :

1.    Menyerukan/mengajak manusia untuk kembali ke jalan Allah

2.    Mengembalikan dan melanjutkan sistem kehidupan Islam ala manhaj nubuah

3.    Menegakkan syariat Islam dimuka bumi.

Agar visi dan misi tersebut dapat tercapai, maka sudah sepantasnya program-program di bidang ekonomi, keuangan, industri dan energi menjadi agenda penting untuk membangun fondasi ekonomi masyarakat Islam tersebut. Adapun program dibidang ekonomi, keuangan, industri dan energi diantaranya adalah :

1.    Menata ulang sistem kepemilikan dan pengelolaan sumber daya alam/kekayaan alam berupa tanah pertanian, pertambangan, kehutanan dan kelautan yang berdasarkan syariat islam. Sebab Islam memiliki sistem kepemilikan dan tata kelola terhadap sumber-sumber kekayaan negara dan kekayaan individu, serta cara memperoleh kekayaan dan cara mendistribusikan kekayaan tersebut.

2.    Menghapus sistem ekonomi Riba dan sekaligus membangun dan mengembangkan sistem keuangan Non Riba.

3.    Mendirikan lembaga negara Baitul Maal sebagai solusi penghapusan lembaga keuangan Riba.

4.    Membangun lembaga dan menyalurkan permodalan usaha mikro,

5.    Menerapkan sistem zakat dan pajak secara adil,

6.    Menerapkan sistem mata uang berbasis emas,

7.    Mengembangkan infrastruktur jalan, jembatan dan perkeretaapian,

8.    Mengembangkan infrastruktur pertanian berupa saluran irigasi, industri pupuk, dan industri alat-alat pertanian,

9.    Mengembangkan teknologi kelautan dan hasil laut,

10.    Membangun dan mengembangkan infrastruktur energi berbasiskan alam dan lingkungan seperti PLTA, PLTS, PLT Angin, PLT Panas Bumi dan PLTU,

11.    Membangun dan mengembangkan teknologi dan Industri satelit, ruang angkasa serta teknologi informasi,

12.    Membangun dan mengembangkan teknologi dan industri dasar dan strategis seperti baja, perkapalan dan otomotif,

13.    Mengembangkan teknologi dirgantara dan penerbangan.

Sementara itu program-program yang bersifat jaminan atas kesejahteraan rakyat secara langsung yang harus diagendakan adalah :

1.    Membangun sistem pendidikan dan kurikulum berbasiskan aqidah Islam pada semua tingkatan pendidikan,

2.    Membangun dan mengembangkan infrastruktur pendidikan seperti gedung sekolah, asrama siswa dan mahasiswa serta laboratorium dan perpustakaan,

3.    Membebaskan biaya pendidikan bagi siswa dan mahasiwa diseluruh tingkatan pendidikan,

4.    Membangun sistem jaminan sosial, subsidi dan pensiun berdasarkan zakat dan produktivitas kerja,

5.    Membangun dan mengembangkan sistem dan teknologi kesehatan/medis,

6.    Membangun sistem standar kesehatan minimal dan layanan kesehatan murah.

Adapun program partai di bidang politik dan pemerintahan adalah sebagai berikut :

1.    Restrukturisasi lembaga-lembaga negara dan birokrasi pemerintahan,

2.    Mendorong kerja sama dan pembentukan blok ekonomi Negeri-negeri muslim dan penggunaan mata uang Islam bersama,

3.    Mendorong kerja sama dan pembentukan parlemen negeri-negeri muslim,

4.    Mendorong kerja sama pakta pertahanan negeri-negeri muslim.

Khusus dibidang pertahanan, maka partai hendaknya memiliki agenda program :

1.    Membangun dan mengembangkan teknologi dan industri pertahanan mandiri,

2.    Meningkatkan kapasitas dan professionalitas lembaga, institusi, kesatuan dan personel militer,

3.    Mengembangkan wilayah pertahanan darat, armada laut dan skuadron udara dgn cara peningkatan dan penambahan wilayah gelar pasukan darat, pembangunan armada kapal induk dan penambahan jumlah skuadron tempur udara.

Untuk agenda dibidang hukum dan keamanan, maka sebagai sebuah partai Islam revolusioner, agenda program yang harus diperjuangkan paling tidak adalah :

1.    Restrukturisasi lembaga peradilan dan penerapan sistem peradilan syariah,

2.    Penerapan sistem hukum pidana Islam dan Mahkamah Pidana Islam,

3.    Restrukturisasi dan professionalisasi lembaga kepolisian.

Diharapkan dengan visi, misi dan program-program sebagaimana yang diuraikan diatas, kita tidak lagi menghasilkan manusia-manusia sampah yang berintelektual tukang dan berakhlak hewan. Manusia-manusia jenis ini banyak sekali saat ini yang bertebaran di muka bumi, seperti misalnya mantan gubernur yang dengan beraninya menantang dengan menyatakan “saya siap masuk neraka dan menanggung dosanya, yang penting uang dari pajak judi bisa dimanfaatkan dan dinikmati oleh banyak orang, silahkan para kiyai dan ulama yang menolak judi untuk terbang diatas jalan, karena jalan thamrin dan sudirman dibuat dari uang judi”. Astagafhirullah.

Mungkin saat ini si mantan gubernur benar-benar sedang mengalami persekot siksa neraka. Ada juga jenis manusia yang rela mati demi konstitusi, padahal mati dalam keadaan selain Islam adalah suatu keadaan yang merugi, adapula mantan pimpinan ormas Islam yang besar dengan dungunya menyatakan “kalau bukan demokrasi dan pluralisme apalagi yang kita punya..?”. Dia lupa kalau mukminin pasti akan tetap memegang teguh Islam, baik sebagai aqidah maupun sebagai sistem kehidupan disegala bidang. Mudah-mudahan Partai Islam revolusioner yang sedang digagas dan dikaji oleh FPI tersebut dapat menjadi arus politik utama dalam membangun masyarakat  Islam ala manhaj nubuah. Insya Allah. [fahmi/www.suara-islam.com]

Tinggalkan komentar